Kepribadian anak berbeda-deda dan memiliki ciri khas yang unik, jika kita melihat anak-anak yang sedang bermain bersama-sama maka kita bisa melihat berbagai macam karakter anak, seperti anak yang sifatnya superior dan paling menonjol di lingkunganya, namun ada pula anak yang sifatnya pendiam, pemarah, mudah tersingung, penengah ataupun anak yang normal pada umumnya. Hal ini, merupakan hasil dari tahapan perkembangan anak yang salah satunya dipengaruhi dari pola asuh orang tua.
Tahap perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu (1) Faktor Kematangan, (2) faktor heredity/keturunan dan (3) pengaruh-pengaruh lain seperti nutris dan penyakit. Berbagai faktor tersebut akan mempengaruhi perkembangan anak dalam faktor fisik dan psikis. Dalam proses perkembangan memiliki karakteristik yaitu (1) perkembangan bersifat umum ke khusus, ( 2) perkembangan itu berkesinambungan, (3) setiap bagian tubuh itu mempunyai kecepatan pertumbuhan sendiri-sendiri,(4) selalu ada korelasi antara prekembangan yang awal dengan perekembangan selanjutnya (Landwson, 1988).
Berdasarkan terori karakteristik psikologi perkembangan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan awal bahwa setiap tahapan perkembangan akan selalu berhubungan dan berpengaruh dengan perkembangan selanjutnya. Ketika tahap perkembangan awal bermasalah maka akan berpengaruh dengan perkembangan selanjutnya. Perekembangan secara garis beasar dibagi menjadi dua perkembangan yaiu perkembangan fisik dan perkembangan psikologi. Perkembangan dalam hal fisik secara langsung dapat diketahui dengan menggunakan penginderaan. Sedangkan, perkembangan dalam hal psikologi tidak dapat kita lihat perekembangannya melalui pengindaraan, melainkan harus melalui penilain instrumen.
Ruang lingkup gagasan ini dikhususkan pada perkembangan psikologi. Hal ini dimungkinkan karena perkembangan psikologi memang perlu mendapat perhatian khusus. Perkembangan psikologi sulit untuk diukur dengan pengindaraan, dan kesadaran keluarga terutama orang tua yang masih kurang paham dan menyadari tentang cara mendidik anak secara psikologi. Hal ini disebabkan karena (1) tingkat pengetahuan orang tua terhadap perkembangan psikologi anak, (2) Faktor ekonomi, (3) Faktor tingkat pendidikan keluarga, (4) Faktor-faktor lain.
Kurangnya Kesadaran keluaraga terutam orang tua terhadap perkembangan psikologi anak terutama pada fasa prenatal hingga masa remaja dapat dibuktikan dengan berbagai fakta-fakta di lapangan, seperti situasi anak yang masih tereksploitasi, terdiskriminasi, mengalami kekerasan, penyalahgunaan( abused), dan dilihat dengan serangan kemiskinan ekonomi, serta sensitifitas hak anak (child sensitive) yang lunglai. Dalam hal anak yang membutuhkan perlindungan khusus, Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2009 mencatat sebanyak 110.870 pelajar SMP dan SMA menjadi penguna Narkotika. Sedangkan, Dirjen Yanresos Depsos RI tahun 2009 melansir bahwa 193.155 jiwa anak dalam kategori nakal, dan dalam bidang pendidikan Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat sekitar 2,5 juta jiwa anak dari 26,3 juta anak usia wajib belajar di tahun 2009 mengalami putus sekolah. Hal ini menunjukan tingkat kurang sadarnya orang tua dalam memperhatikan kebutuhan anak-anaknya yang berefek pada perkembangan psikologi anak.
Perkembangan psikologi anak secara emosial dan sosial pada usia prenatal dan remaja didasari oleh kualitas hubungan anak dengan keluarga dan oleh kualitas bermain bersama teman seusianya. Gaya pengasuhan yang berbeda pada setiap orang tua akan mempengaruhi kepribadian anak di masa depan. Orang tua yang otoriter akan menjalin hubungan dengan anak yang berbeda bentuknya dari hubungan orang tua yang permisif dengan anaknya.
Keluarga mempunyai berbagai fungsi di dalam masyarakat, antara lain sebagai unit ekonomi, dan keluarga juga bertanggunga jawab terhadap anggota. Namun, fungsi keluarga yang sangat menonjol adalah sebagai pemelihara dan sebagai wadah sosialisasi bagi generasi baru yaitu anak. Perlu diingat bahwa keluarga harus dilihat sebagai suatu sistem interaksi soasial antar individu yang secara timbal balik akan mensosialisasikan dan akan saling mengatur anggotanya.
Interaksi orang tua terhadap anak perlu dilihat dari berbagia hal seperti tipe pengasuhan orang tua terhadap anak dapat mempengaruhi perkembangan psikologi anak yaitu (1) Otoriter, (2) Otoritatif, (3) Pemurah-Permisif, (4) Tak Perduli-tak terlibat. Hal lain yang mempengaruhi adalah kondisi keluarga yang selalu berubah serta hubungan antar saudara juga mempengaruhi psikologi anak. Sebagai contoh, psikologi anak yang berada di keluarga broken home akan berbeda dengan psikologi anak yang berada pada keluarga yang harmonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar